Kebuntuan Akal Selain Islam Mencerna Doa Untuk Para Nabi (SAW & AS)

Masih Ingat kasus Pendeta Richmond? Dalam salah satu tulisannya dia memamerkan kedangkalan ilmu dan kerusakan logikanya. Dan segala puji bagi Allah swt yang telah membuka kedok kedangkalan umat yang dipimpinnya lewat tulisannya itu. Perhatikan baik2 tulisannya itu:

"Setiap umat muslim pasti disuruh memanjatkan Shalawat Nabi. Permohonan agar sejahtera ilahi dilimpahkan kepada Muhammad. Itu sebabnya Muhammad bergelar s.a.w. (S.A.W. dalam bahasa Inggris: 'PBUH', Peace and Blessings Be Upon Him; kedamaian dan kesejahteraan kiranya memenuhi Muhammad (sudah almarhum).

Jika Nabiullah sudah di surga, tentu tidak perlu gelar s.a.w. itu. Berarti Muhammad sampai saat ini (masih dishalawatkan!) belum bergabung dengan sorga kekal! Berbeda sekali halnya dengan Yesus/'Isa a.s. (alaihi salam, berarti sudah selamat!) Ahlul Sorga 'Isa/Yesus itu!"

Dengan kebuntuan jalan fikirannya, Pendeta salah kaprah memahami perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa hanya dari kebiasaan singkatan doa yang biasa dirangkaikan di belakang nama mereka. Dalam bahasa Indonesia, nama Nabi Muhammad selalu diikuti singkatan SAW, sedangkan nama Nabi Isa diikuti dengan singkatan AS.

Menurut mereka (Selain Islam), SAW dan AS adalah gelar. Gelar SAW bagi Nabi Muhammad berarti doa shalawat nabi agar Tuhan memberikan kedamaian dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad karena sampai saat ini belum selamat dari api neraka. Sedangkan AS, menurut Richmon adalah gelar Nabi Isa (Yesus) yang berarti sudah selamat.

Padahal seandainya saja mereka memahami, mereka tentu bakal senyum senyum bahkan tertawa tawa sendiri menyadari kebodohannya, karena baik SAW maupun AS adalah sama-sama doa shalawat untuk para Nabi. "SAW" adalah singkatan dari shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan "AS" singkatan dari 'alaihis sholatu wassalam atau 'alaihis salam. Keduanya sama sama mempunyai arti doa, yakni "semoga keselamatan dan salam tercurah kepadanya".

Dengan demikian, bila Seorang Pendeta menuduh Nabi Muhammad masuk neraka karena 'bergelar' SAW, maka dengan kesalahan yang sama disimpulkan bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah nabi yang masuk neraka pula karena 'bergelar' AS. Karena keduanya, baik SAW maupun AS adalah doa shalawat dan salam. Sebuah Kesimpulan Yang Sesat Dan Menyesatkan.

Menurut mereka, Nabi Muhammad meminta agar para sahabat dan pengikutnya bershalawat bagi dirinya. Ini juga kesimpulan yang salah, karena doa shalawat untuk para nabi itu perintah Allah SWT dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (Qs Al-Ahzab 56).

Allah swt sendiri mensyariatkan shalawat nabi tidak khusus untuk Nabi Muhammad saja, tapi untuk semua nabi dan rasul Allah. Misalnya:
shalawat kepada Nabi Nuh (Qs As-Shaffat 78-80),
shalawat kepada Nabi Ibrahim (Qs As-Shaffat 108-109),
shalawat kepada Nabi Musa dan Harun (Qs As-Shaffat: 119-120),
shalawat Nabi Ilyas (Qs As-Shaffat 130), dll.

Bahkan berdasarkan Al-Qur'an surat Al-Ahzab 43, doa shalawat juga diperbolehkan kepada para shahabat dan hamba-hamba Allah yang shalih. Shalawat dan salam kepada golongan ini hanya terbatas doa tarahhum dan taraddha, dengan ungkapan doa "rahimahullah" dan "radhiyallahu 'anhu."

Penjelasan ini semakin menambah bukti kebebalan otak mereka dalam mencerna suatu kejadian sekaligus mementahkan "Pendapat Orang yang berkomentar" bahwa Nabi Muhammad tidak selamat dari neraka karena masih dishalawatkan oleh umatnya.

Jika doa shalawat itu disyariatkan kepada semua nabi, para shahabat Nabi dan orang-orang yang shalih, apakah mereka semua akan masuk neraka termasuk Nabi Isa yang dianggap sebagai tuhan oleh Pendeta Richmon? Jelas pula jika shalawat nabi bukanlah permintaan Rasulullah khusus untuk dirinya, tapi perintah Allah kepada semua nabi, para shahabat dan orang shalih.

Keutamaan dan manfaat shalawat ini pun bukan untuk kepentingan keselamatan Rasulullah, tapi kembali kepada orang yang bershalawat itu sendiri. "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali" (HR. Muslim).

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...